Monday, January 7, 2013

Cerpen Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan Karmila

Karmila masih gelisah dalam tidurnya. Mata nya tak mau terpejam, pikirannya tidak menyatu dengan raga yang mengharuskannya untuk tidur nyenyak. Berbagai hal berkenyamuk dalam pikirannya. Pikiranyan menerawang tak tentu arah.
Ingatanya menuju pada keadaan setahun yang lalu. Seharusnya keinginan itu muncul setahun yang lalu katanya dalam hati penuh penyesalan. Ditariknya nafasnya dalam –dalam tapi aku percaya bahwa sesungguhnya garis nasib itu telah ditentukan sebelum kita lahir, karmila berusaha meyakinkan hatinya saat gelisah itu mulai menguasainya. Mungkin saja Allah sudah menuliskan dalam cerita garisnya seperti ini.
Kesempatan itu datang pertengahan tahun lau, saat mas yanto teman sekantornya menawarkan seorang pria yang sopan, mapan dan siap untuk menikah pada nya. Karmila sangat mengenal mas yanto dan istrinya dia orang yang jujur dan baik, karmila yakin mas yanto tidak mungkin memberikan orang yang sembarangan padanya. Usianya 23 tahun saat itu dan karmila belum kepikiran untuk menikah.
Mas yanto terus mendesak
“ Nama panggilannya tian, nama panjangnya Bastian Syahputra, dia itu baik mil, orangnya sopan, patuh pada orang tua dan rajin beribadah“ promosi mas yanto pada nya
Mas yanto mengenal mas tian dan orang tuanya waktu mereka berangkat umroh bersama, dan pertemanan itu berlanjut sampai sekarang.
“ Apa lagi yang kamu pikirkan mila,, orangnya lumayan koq, hitam manis, tinggi tegap, pokoknya ga malu2in, memang sih usianya 35 tahun, tapi aku rasa dia cukup dewasa buat kamu” desak mas yanto sambil menunjukan fotonya pada karmila. Memang betul mas tian memang lumayan manis, mas yanto tidak pernah bohong di setiap ucapannya, itu yang meyakinkan karmila bahwa yang ditawarkan ini bukan orang sembarangan.
Karmila memang tidak pernah bertemu langsung sama mas tian, tapi mas tian sudah pernah melihatnya, walau begitu karmila merasa kenal lama dengannya karena cerita – cerita mas yanto tentang mas tian . Sempat kagum dalam hatinya, tapi rasa itu belum ada juga.
Rasa itu baru muncul setahun kemudian, rasa ingin untuk menikah dan hidup berpasangan. Dan sekarang saat ia sadar umurnya 24 tahun dan tahun depan 25 tahun, saat tidak ada yang menawarkan pasangan buatnya lagi. Sempat muncul perasaan dan pertanyaan – pertanyaan pada dirinya. Mungkinkah rasa itu muncul terlambat
Seandainya saja masih ada kesempatan kedua? Bagaimana keadaan mas tian sekarang? Apakah dia sudah menikah? Apakah dia masih mau sama aku? Malu rasanya mau bertanya sama mas yanto tentang itu.
Karmila menepis perasaan yang sering menggodanya. “ Ya Allah , beginikah rasanya bila belum menikah ? “
Karmila berusaha memejamkan matanya dalam-dalam. Berusaha untuk melupakan nya dan berharap tertidur.
“ Ya Allah jika sudah kau tentukan pasangan hidup ku , dekat kan lah dia, dan mudahkan lah segala urusannya “ harap karmila dalam pejaman matanya.

Sumber :
 http://lailatulfatima.blogspot.com/2010/02/kegelisan-karmila-cerpen-ridha.html

No comments:

Post a Comment