Izinkan
Aku Memilih
Ini
perasasan hati tak pernah bisa ku bohongi, menyayangi kalian adalah
kebahagiaan dan disayangi kalian adalah kebanggaan, akankan semuanya
terus berjalan, seiring dengan kebohongan yang terus dilakukan,
salahkah ini semuanya yang ku lakukan untuk membahagiakan diri
semata.
*
* *
Aku
tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang aku lakukan saat ini,
menjadikan kedua laki-laki tak berdosa itu masuk ke dalam
kehidupanku, dalam sekejap aku tidak menyadarinya, namun setelah
mereka menyatakan perasaannya baru ku seperti terbangun dari mimpi,
Kevin dan Yoga kedua laki-laki ini menyatakan cinta padaku dihari
yang sama. Dan bodohnya aku tak bisa memilih mereka berdua, bodohnya
aku menjadikan mereka sebagai kekasihku.
Kevin
adalah seorang laki-laki dewasa yang begitu mengerti akan semua
keadaanku, saat aku sedang bosan, malas atau butuh kasih sayang
diapun selalu ada. dan Yoga adalah kakak kelas ku yang begitu
perhatian padaku, itu yang membuatku jatuh hati padanya.
“Apa
Wid lo pacaran sama dua-duanya?” sontak Adel saat aku ceritakan
yang terjadi.
“Gue
ga ngerti Del, gue sayang sama mereka berdua.”
“Tapi harusnya
lo tuh bisa berpikir, ga jadi seperti ini, apa yang lo lakuin kalau
diantara mereka tau?”
Pertanyaan
Adel terus membayangi pikiranku, apa yang harus aku lakukan ? apakah
aku harus jujur kalau aku selingkuh? Apakah aku harus bilang aku
mencintai mereka berdua? Apakah aku harus bilang jika ini kesalahanku
yang tak bisa memilih? Entahlah aku harus berbuat apa, biarkan waktu
yang mendesakku menjawab semuanya. Aku memutuskan untuk melanjutkan
kisah ini, kisah yang terlarang namun begitu ku nikmati.
*
* *
Hari
ini adalah janji berkencan ku dengan Kevin, berjalan berdua di tengah
keramayan sedikit membuatku gemetaran, jantungku selalu berdebar
kencang apalagi saat Kevin menggenggam erat tangan ku serasa
merasakan getaran yang berbeda dalam perasaan ini.
tibalah
kami disuatu taman yang indah, terdapat sebuah jembatan yang
menghubungkan taman taman indah itu, enatah tempat apa ini, namun
baru ku temui bersama orang yang ku sayang. Cuaca langit yang sedikit
menghitam tampaknya mulai menyejukan suasana namun langit masih mau
berbaik hati untuk tidak mengeluarkan benih-binih airnya. Tiba-tiba
Kevin menarik kedua tanganku membalutnya dengan tangannya yang
menjadikan sebuah kehangatan, disitu dia pun berkata.
“Wid,
aku begitu menyayangi kamu dengan tulus, apakah kamupun
begitu?”
“Tentu Vin, akupun sayang kamu.”
lontaran
kata-kata dan tatapan yang tulus membuatku semakin terjerat dalam
situasi ini, aku semakin merasa bersalah dan takut bagaimana jika
Kevin tau bahwa bukan hanya dia yang menjadi kekasihku saat ini,
namun rasa sayang dan egois ku yang memaksaku melakukannya.”
sampai
acara kencan itu berakhir, suasana kebahagiaan masih terasa begitu
melakat di hati.
*
* *
Hari
ini adalah hari istimewaku, bertambahnya usia dan berharap akan
menambah pola pikir kedewasaanku, walaupun saat ini aku sedang
terbelit dalam situasi yang dianggap tidak akan pernah dilakukan oleh
orang yang bisa berfikir dewasa. Hari ini juga kepulangan Yoga dari
Bandung, setelah berlibur sekitar 2 minggu akhirnya Yoga pulang ke
Cirebon, ia tak sabar ingin bertemu dengan Widy kekasihnya itu,
karena semenjak mereka bertemu malam itu saat yoga menyatakan cinta,
mereka belum pernah dipertemukan kembali karena Yoga harus pergi
berlibur bersama keluarganya di Bandung. Kini tibalah mereka bertemu,
rasa gugup terpancar dari muka Widy.
“Aku
kangen kamu Widy sayang.” tiba-tiba Yoga berkata.
“ Aku juga
kangen kamu Yoga.” Senyuman tipis terpancar dari wajah Widy.
Widy
benar-benar merasa gugup, kecanggungan terpancar dari sikap dan
bahasa tubuhnya, Yoga pun melihatnya tak biasa.
“Kamu kenapa sih
Wid, seperti ga suka aku datang.”
“Engga ko ga, aku
senang.”
kenapa saat bersama Yoga, aku selalu terfikirkan Kevin,
aku terlalu takut menjalani ini, padahal ini sebuah keputusan yang
aku ambil.
*
* *
Percintaan
ini benar-benar tidak membuat aku tenang dan bahagia, semuanya hanya
menjadi pikiran dan bebanku saja.
“Del gue besok mau jalan
bareng Yoga.”
“Asik dong Wid, pasti lo di ajak ke tempat yang
romantisnya ga kalah sama pacar lo yang satu itu.”
“Ko gue ga
bisa lupain Kevin ya Del, saat gue jalan bareng Yoga, beda banget
saat gue jalan bareng Kevin.”
“Itu artinya lo lebih sayang
Kevin, lo harusnya bisa memilih diantara mereka pasti ada yang
terbaik.”
“Gue butuh waktu , karna gue sayang mereka.”
Berkencan
dengan Yoga tak bisa melupakan bayangan Kevin, namun tak ingin ku
tampakan. Ku yakin hari ini akan bisa senang bersama Yoga, Yoga
membawaku ke sebuah Cafe tempat kami akan mengadakan diner. Suasana
lilin yang menyala dengan indah, suasana dingin terasa membuat
suasana romantisme tercipta.
Saat di waktu sedang menunggu pesanan
makanan yang belum datang kamipun berbincang seputar liburan Yoga di
Bandung, namun ketika diapun menanyakan seputar liburanku disini aku
langsung teringat pada Kevin karna banyak waktu liburanku yang
kuluangkan bersama Kevin dan tak mungkin aku bercerita, dan sekali
lagi akupun harus berpura-pura.
Sampai waktunya akhir kencan
serasa menambah kesempurnaan saat Yoga menarik ulur tanganku dan
memakaikan cin cin di jari manisku, namun ku artikan itu hanyalah
sebuah kado biasa yang biasanya orang berikan pada saat hari ulang
tahun. Hatiku juga berkata ini semua bukan kebahagiaan yang aku
inginkan.
Yoga
meluncur dengan mobil hitamnya, melaju menuju arah rumahku untuk
mengantarku pulang, sampai di depan gerbang dibukakan pintu mobil
mewah itu serasa aku menjadi permaisuri saja, saat ku ingin masuk
Yogapun tak lupa mencium keningku, anehnya perasaanku tidak merasa
nyaman dengan ini semua. Setelah Yoga mengijinkanku masuk ke dalam
rumah, rupanya sosok tak asing bagiku telah menyaksikan drama cinta
yang telah terjadi, ya Kevin berdiri disana seperti tak berdaya
dengan bunga cantik dan sebuah bingkisan yang indah terjatuh dari
genggamannya. aku sontak kaget dengan ini semua, begitupun Yoga yang
tampak bingung dengan adanya Kevin.Tak bisa ku keluarkan kata-kata
berderet pertanyaan dikeluarkan Yoga pada Kevin.
“Siapa
kamu, teman Widy? untuk apa datang kesini ? memberikan kado ya buat
Widy? Kenalkan aku Yoga kekasih Widy”
Ucapan
Yoga membuatku gemetaran, semua kata tak bisa dikeluarkan dari
mulutku padahal hati ini sudah menjerit tak tahan, matakupun tak bisa
menahan benih-benih airnya.
Kevin tak enggan untuk menjawab
pertanyaan dan sapaan Yoga,
“Aku Kevin, dan aku adalah kekasih
Widy, aku kesini untuk memberikan ini pada Widy.”
“Wid selamat
ulang tahun, dan selamat bersenang-senang dengan kekasih baru kamu,
terima kasih untuk semuanya.” Rasanya Kevin tak sedikitpun
menampakan kesedihan, namun terlihat jelas kekecewaan dan kemarahan
terpancar dari mukanya. Jawaban dan sorot mata yang tajam begitu
menggores luka dihatiku, tak ada kesempatan yang bisa ku jelaskan,
Kevinpun pergi dan meninggalkanku tanpa sepatah kata yang membuatku
senang di hari ulang tahunku.
Dan
Yoga marah-marah meluapkan semua emosinya, aku tak tahan dengan
sikapnya.
“Okeh, sekarang kamu udah tau kalo aku selingkuh, buat
apa kamu marah-marah kita akhiri saja semuanya.”
“Wid kamu tau
kan aku sayang kamu, kenapa kamu lakuin ini semua?”
“Perasaanku
yang membawaku dalam situasi ini, kalian begitu berharga buatku dan
waktu tak pernah mengijinkan untuk memilih kamu atau dia.”
“Baiklah
kita akhiri saja semuanya, kamu terlalu beruntung Wid dicintai
seseorang dengan tulus, tapi waktu berjalan Wid kamu tak bisa
memanfaatkan waktu untuk memilih yang terbaik.”
*
* *
Semuanya
pergi luka yang paling menusuk datang dari Kevin tanpa sepatah kata
dia mengakhiri semuanya, jika saja dia tau bahwa sekarang aku
tersadar dengan cinta yang tulus diberikannya aku ingin dia kembali,
berhari-hari ku terfikirkan akan Kevin, kencan yang indah di taman
yang indah pula, kini kabarnya entah tak pernah ku dengar lagi. Namun
hari ini ku benar-benar merindukannya ku datangi taman indah itu,
suasana terpancar sama seperti ku datang dulu bersama Kevin namun
kini langit benar-benar ingin menangis seperti hatiku.
Kini
aku mengerti betapa cinta tak ingin dikhianati, rasa sakitnya begitu
tak bisa dirasakan pada seseorang yang mengkhianatinya, namun sangat
menyakiti siapapun yang dikhianatinya. Aku juga mengerti tentang
penyesalan yang selalu datang saat semuanya telah berakhir. Aku juga
mengerti tentang waktu yang tak bisa berlama-lama untuk memilih suatu
keadaan.
Sumber
: